Menteri Bahlil Khawatirkan Ketegangan Geopolitik China dan Taiwan: Timbulkan Ketidakpastian

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan salah satu masalah yang tengah membayangi perekonomian global adalah ketegangan geopolitik antara China dan Taiwan. Indonesia pun saat ini sedang mengantisipasi dampak yang dapat ditimbulkan dari persoalan tersebut. "Yang harus kita khawatirkan sekarang adalah ketegangan geopolitik antara China dan Taiwan," kata Bahlil, dalam The Introduction to G20 Compendium and The Launch of Sustainable Investment Guidelines di Nusa Dua, Bali, yang ditayangkan Kompas TV, Senin (14/11/2022) siang.

Menurutnya, kondisi ini melahirkan ketidakpastian dan kecemasan di antara para pemimpin dunia dan pelaku ekonomi. Sebagai seorang menteri yang juga merupakan pelaku ekonomi, ia pun menyebut fenomena ini sebagai 'ekonomi gelap'. "Yang pada akhirnya kemudian sebagian ekonom termasuk saya, akiibat perang tersebut, dalam bahasa saya, saya sebut dengan 'ekonomi gelap'," jelas Bahlil.

Kendati demikian, di tengah ketidakpastian ekonomi dunia akibat persoalan geopolitik hingga pandemi virus corona (Covid 19), Bahlil menegaskan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 justru mengalami pertumbuhan. "Tapi Indonesia, kita bersyukur bahwa pertumbuhan ekonomi kita di kuartal ketiga 2022 itu tumbuh 5,75 persen," tegas Bahlil. Ia menekankan bahwa jika dibandingkan dengan negara anggota G20 lainnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbaik.

Meskipun jika dilihat di kawasan Asia Tenggara, Indonesia kalah dari pertumbuhan ekonomi negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam. "Salah satu yang terbaik di negara negara G20, namun di Asia Tenggara kita harus mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Malaysia dan Vietnam jauh lebih baik ketimbang kita. Tapi untuk negara negara G20, kita lebih baik daripada teman Teman kita yang lain," pungkas Bahlil. Sebelumnya, Bahlil menyebut perekonomian dunia sangat terdampak oleh beberapa faktor, termasuk pandemi virus corona (Covid 19).

Ia menjelaskan bahwa tidak ada satupun orang, termasuk investor yang memprediksi munculnya pandemi ini. "Kita tahu semua bahwa kondisi global dalam kondisi yang tidak baik baik saja, tidak pernah terduga oleh semua orang, tidak ada yang pernah berpikir suatu saat akan terjadi pandemi," papar Bahlil. Indonesia pun ikut terseok dihantam pandemi, bahkan ada pula masalah lainnya yang kini turut menjadi pembahasan global yakni invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

"Dan kemudian dilanjutkan dengan persoalan perang antara Ukraina dan Rusia," jelas Bahlil. Khusus Indonesia, kata dia, telah terhantam sejak terjadinya perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS). Sederet permasalahan geopolitik ini tentunya turut mendorong perekonomian global kian memburuk.

"Tapi bagi Indonesia, sesungguhnya kita sudah mendapat pukulan awal ketika terjadi perang dagang antara China dan Amerika. Kondisi geopolitik yang tidak menentu membuat dan memperparah kondisi ekonomi global," kata Bahlil. Terkait KTT G20 yang akan dimulai pada Selasa besok, sedianya akan dihadiri pula oleh Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Perdana Menteri India Narendra Modi hingga Presiden China Xi Jinping. Namun Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk tidak hadir dan mengirimkan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov untuk menggantikannya.

Putin mengaku terlalu sibuk dan enggan membahas masalah keamanan dengan negara peserta G20.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Bersama Istrinya Jadi Tersangka Kasus Penipuan Modus Bisnis SPBU, Siapa Sosok Irfan Suryanagara?
Next post Lesti Kejora Galang Dana untuk Korban Gempa Cianjur, Donasi Tembus Rp 100 Juta Kurang dari 24 Jam